Kamis, 12 Januari 2012

Selamat Jalan Sahabat...

Di atas ini adalah foto saya diantara para Sahabat Odapus dalam salah satu acara rangkaian kegiatan peringatan Hari Lupus Dunia  tahun lalu. Teman - teman tahu apa itu Odapus ? Adalah singkatan dari Orang Dengan Penyakit Lupus.  Sedikit info, Lupus adalah sejenis penyakit autoimun dimana antibodi penderitanya diproduksi tubuh secara berlebih dan bekerja salah. Jika seharusnya fungsi antibodi ini adalah untuk menggempur pasukan virus, kuman dan bakteri yang masuk namun ia justru menyerang jaringan tubuh yang sehat dari penderitanya.

Pagi tadi ketika saya sedang menemani suami pergi ke suatu tempat, sebuah pesan singkat masuk ke telepon genggam saya. Diawali dengan : “Innaalillaahi wa inna ilaihi roji’un” (hati saya selalu berdesir jika membaca sebuah pesan singkat yang masuk diawali dengan kalimat istirja’ ini, karena pasti saya akan membaca sebuah berita buruk).

Benar saja ! Saya baca lebih lanjut lagi :

“Saya mewakili keluarga meminta maaf apabila ada kesalahan mba Sri Khurniatun selama hidupnya...”

Innaalillaahi wa inna ilaihi roji’un.
Sesungguhnya kita adalah milik Allah, dan sesungguhnya kita akan kembali kepadaNya.

Lagi, lagi dan lagi, saya kehilangan salah seorang Sahabat Odapus saya yang meninggal setelah berjuang selama kurang lebih 1 tahun melawan penyakit Lupus yang dideritanya.

Lupus, atau juga dikenal dengan Systemic Lupus Erythematosus jika tidak terkontrol bisa jadi seganas penyakit kanker, jantung bahkan HIV/AIDS.  Seperti yang telah saya sebut diawal, bahwa Lupus menyerang jaringan tubuh yang sehat dari penderitanya, maka bagian tubuh yang diserang adalah sistemik (keseluruhan), bisa mengenai : darah, kulit, mata, hingga organ – organ vital seperti : ginjal, paru – paru, jantung hingga ke otak.

Mba Sri Khurniatun meninggal dunia karena Lupus telah menyerang organ vital Beliau yaitu : jantung dan paru – paru.
Terakhir saya bertemu Beliau pada pertengahan tahun lalu, sekitar bulan Juni 2011. Kami bahkan sempat mengobrol di ruang sekretariat Yayasan Lupus Indonesia yang menempati salah satu ruang di RS Kramat 128, Jakarta Pusat. Ketika itu Beliau yang baru saja mengundurkan diri dari profesinya sebagai dosen di salah satu universitas di Jakarta karena alasan kesehatannya hendak pamit karena Beliau akan pulang kembali ke kampung halaman orang tuanya yakni di Kebumen.  Beliau menyimpan satu harapan bahwa saat telah berkumpul kembali dengan keluarganya, ia akan merasa lebih tenang sehingga Lupusnya bisa cepat ‘tidur’, jika Lupusnya sudah bisa ‘ditidurkan’, maka ia juga berharap akan lebih banyak lagi aktivitas bermanfaat yang bisa ia kerjakan, tentunya aktivitas yang tak hanya bermanfaat bagi dirinya pribadi tapi juga bagi masyarakat banyak. Tapi bukan Mba Sri namanya jika Beliau hanya duduk diam. Kabar terakhir yang saya dengar, Beliau bahkan telah berhasil mendirikan sebuah perusahaan konsultan keuangan di daerahnya. Dan saat – saat terakhir kepergiannya, Beliau sebenarnya sedang dalam proses menulis sebuah buku (lagi) untuk diterbitkan.

Berikut beberapa karya Almarhumah Sri Khurniatun, bisa Anda klik di blog Beliau : Curhatnya Keuangan Pribadi & Usaha Kecil atau jika ada yang berminat memiliki buku buah karya Beliau bisa Anda lihat sinopsisnya di :  Bukabuku.

Hebat ! Buat saya Beliau Hebat !

Sementara saya sering mengeluhkan hal – hal sepele dalam hidup, tapi Almarhumah bahkan dengan penyakit Lupus yang dideritanya terus saja melangkah maju, berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi kebaikan sesama.  :) #empat jempol untuk Almarhumah
***
Saya pun kembali memandangi foto saya bersama Sahabat - sahabat Odapus. Tanpa sadar airmata menitik, setangkup rasa haru dan rindu berbaur menjadi satu menyelimuti kalbu. Personil dalam foto tersebut tak lagi lengkap. Beberapa diantaranya telah pergi dan tak akan pernah kembali lagi. Kepergian mereka mewariskan amanat SEMANGAT bagi kami, sahabat yang ditinggalkan. Bahwa kami mesti lanjut meneruskan hidup kami. Bahwa sebesar apapun badai menerpa, senyum tak boleh hilang dari wajah kami, sekuat kami menegakkan kepala dan menguatkan kaki – kaki kami untuk terus menapak.  Memang, tak semudah menuliskannya. Toh, pada kenyataannya  airmata ini tetap saja menitik dan kadang ingin hati berteriak protes “mengapa senyum mesti tetap tersungging bahkan di saat keadaan tersulit sekalipun ?”

Ahh...jika ingat mereka yang telah tiada...

... jika ingat apa yang telah mereka ajarkan pada kami...
***

Harapan demi harapan terus tumbuh, seiring keinginan kami  kelak semoga akan ada satu obat mujarab dengan harga ringan yang dapat dijangkau semua penderita Lupus untuk dapat menangkal kekejamannya, agar tak lagi dan lagi korban berjatuhan setiap harinya.
Semoga...
Selamat jalan Sahabat – sahabat hebatku...
***

Teman...
Jika saja ada di sekeliling Anda yang Anda ketahui menderita Lupus dan Anda tergerak untuk mencarikan informasi lebih lanjut seputar penyakit ini, silakan klik alamat website berikut : Yayasan Lupus Indonesia
Bantu kami memasyarakatkan pengetahuan dan informasi tentang penyakit Lupus, agar tak ada lagi kata : T E R L A M B A T , karena pada saat Anda tengah duduk manis membaca tulisan ini, tanpa Anda sadari ada sekian banyak teman yang tengah memperjuangkan hidup mereka melawan penyakit Lupus.
... dan Teman,  T E R I M A K A S I H.
Bahkan untuk waktu yang telah Anda luangkan untuk membaca tulisan ini sekali lagi saya ucapkan : T E R I M A K A S I H

With Love,
#Under My Starlight

Tidak ada komentar:

Posting Komentar